Detail Article
Asciminib atau Bosutinib pada Pasien CML dengan ≥ 2 TKI Sebelumnya
Dr. Hastarita
Des 21
Share this article
3db3599499024bf17bf39d3cdeb1a2e2.jpg
Updated 22/Des/2021 .

Pada pasien leukemia mieloid kronik (CML), beberapa pasien tidak berespons terhadap terapi penghambat tyrosine kinase (TKI) atau resistensi primer atau kehilangan respons (resistensi sekunder), atau tidak dapat mentoleransi terapinya. Terapi pada pasien yang resisten atau intoleransi terhadap ≥ 2 TKI sering terbatas karena efikasi, keamanan, atau keduanya. TKI generasi ketiga, ponatinib termasuk efektif pada pasien yang sebelumnya telah mendapat terapi tetapi dikaitkan dengan risiko tinggi kardiovaskuler.


Semua TKI untuk CML mengikat ATP site dari onkoprotein BCR-ABL1 untuk menghambat aktivitas kinase aberrant. Asciminib merupakan penghambat yang targetnya spesifik pada ABL myristoyl pocket yang menghambat aktivitas kinase BCR-ABL1 via ikatan alosterik secara poten. Asciminib memiliki aktivitas terhadap sebagian besar mutasi domain ABL1 kinase (misalnya T315I) yang resisten terhadap TKI. Dalam studi fase 1 pada pasien CML yang telah diterapi sebelumnya, sejumlah 48% mencapai major molecular response (MMR) pada 12 bulan dan 91% di antaranya mempertahankan MMR, dengan profil keamanan favorable. 


Bosutinib merupakan TKI generasi kedua yang menunjukkan bahwa pada pasien dengan ≥ 2 TKI memiliki cumulative major cytogenetic response (MCyR) dan complete cytogenetic response (CCyR) 36% dan 28% setelah median durasi terapi 8,6 bulan, serta cumulative MMR rate 15% setelah median durasi terapi 8,3 bulan. 


Uji klinik fase III, secara acak, label terbuka, kontrol aktif, multicenter dilakukan pada pasien CML fase kronik yang telah diterapi dengan ≥ 2 TKI. Pasien mendapat terapi asciminib 40 mg, 2 kali sehari atau bosutinib 500 mg, 1 kali sehari. Hasil dari uji klinik ini yaitu: (n= 233), menujukkan bahwa: MMR rate pada minggu 24 (%), masing0masing untuk Asciminib dan Bosutinib adalah sebesar 25,5 vs 13,2, dengan 95% CI/nilai p, sebesar 2,19-22,30; p= 0,029, serta CCyR rate pada minggu 24 (%), masing-masing sebesar 40,8 dan 24,2 dengan (3,62-30,99).


Kesimpulan dari uji klinik ini adalah asciminib memiliki efikasi superior dibandingkan bosutinib, respons molekuler lebih baik, dengan profil keamanan favorable. Temuan ini mendukung penggunaan asciminib sebagai terapi baru pada pasien CML fase kronik yang resisten/intoleransi dengan ≥ 2 TKI sebelumnya. 



Gambar: Ilustrasi (sumber:www.cdc.gov)

Referensi: 

1. Rea D, Mauro MJ, Boquimpani C, Minami Y, Lomaia E, Voloshin S, et al. A phase 3, open-label, randomized study of asciminib, a STAMP inhibitor, vs bosutinib in CML after 2 or more prior TKIs. Blood 2021;138:2031-41.

2. Stenger M. Asciminib for patients with CML after failure of ABL kinase inhibitor treatment. The ASCO Post [Internet]. 2020 Feb 17 [cited 2021 Dec 8]. Available from: https://ascopost.com/news/january-2020/asciminib-for-patients-with-cml-after-failure-of-abl-kinase-inhibitor-treatment/


Share this article
Related Articles