Sejak pertama kali ditemukan di Wuhan, RRC, virus COVID-19 telah bermutasi menjadi beberapa varian baru.
Menurut WHO, varian-varian baru COVID-19 dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu Variant of Concern, Variant of Interest, dan Variant under Monitoring.1
1.Variant of Concern, yang paling berbahaya, dengan kriteria telah terjadi cluster penularan multiple serta terbukti memiliki salah satu dari sifat:
- Lebih cepat menular atau gejala yang berbeda atau lebih resisten terhadap vaksin maupun pengobatan
- Saat ini ada 4 varian yang termasuk variant of concern, yaitu: varian Alpha, Beta, Delta dan Gamma.
2. Variant of interest, dengan kriteria telah terjadi cluster penularan multipel dan secara genetik diduga, namun belum terbukti, memiliki sifat:
- Lebih cepat menular atau gejala yang berbeda atau lebih resisten terhadap vaksin ataupun pengobatan
- Saat ini ada 2 varian yang termasuk variant of interest, yaitu: varian Mu dan Lambda.
3.Variant under monitoring, dengan kriteria: secara genetik diduga memiliki sifat-sifat yang berpotensi berisiko di masa mendatang, sehingga perlu dikumpulkan data-data lebih lanjut. Saat ini banyak varian yang termasuk variant under monitoring, termasuk: varian C.1.2 dan varian R.1.
Pertanyaannya adalah apakah vaksin efektif untuk menetralkan varian-varian baru COVID-19? Penelitian yang dilakukan oleh dr. Uriu dan tim dari Jepang dapat memberikan gambaran. Pada penelitian ini, dievaluasi bagaimana efektivitas netralisasi serum individu pasca-vaksin mRNA BNT162b2, terhadap 8 strain COVID-19, yaitu: strain parental dari Wuhan, varian Alpha, Beta, Delta, Gamma, Epsilon, Lambda, dan Mu. Hasilnya didapatkan sebagai berikut:2
Di antara varian-varian baru COVID-19, yang paling resisten terhadap vaksin adalah varian Mu dan varian Beta. Pada varian Lambda, meskipun ada penurunan efektivitas netralisasi vaksin, tetapi penurunannya tidak sebesar pada varian Mu dan varian Beta. Meskipun ada potensi penurunan efektivitas vaksin terutama pada varian Mu dan Beta, tetapi penelitian tadi juga menunjukkan bahwa aktivitas netralisasi dari vaksin tidak sepenuhnya hilang, masih ada efek proteksinya.
Kesimpulan:
Di antara varian Alpha, Beta, Delta, Gamma, Epsilon, Lambda dan Mu, yang paling berisiko untuk menurunkan efektivitas netralisasi pasca-vaksin adalah varian Mu dan varian Beta. Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas netralisasi dari vaksin tidak sepenuhnya hilang, masih ada efek proteksinya.
Video: Varian Baru COVID-19 (Mu, Lambda, C.1.2, R.1)
Gambar: Ilustrasi (Photo by Gustavo Fring from Pexels)
Referensi:
1. Tracking SARS-CoV-2 variants [Internet]. [cited 2021 Oct 24]. Available from: https://www.who.int/emergencies/emergency-health-kits/trauma-emergency-surgery-kit-who-tesk-2019/tracking-SARS-CoV-2-variants
2. Uriu K, Kimura I, Shirakawa K, Takaori-Kondo A, Nakada T, Kaneda A, et al.Ineffective neutralization of the SARS-CoV-2 Mu variant by convalescent and vaccine sera [Internet]. 2021 Sep [cited 2021 Oct 24] p. 2021.09.06.459005. Available from: https://www.biorxiv.org/content/10.1101/2021.09.06.459005v1