Detail Article
Risiko Infeksi COVID-19 yang Berat pada Pasien Anak dengan Kanker
dr. Hastarita Lawrenti
Feb 01
Share this article
8f73f1a0dced79b4577b45324c5e8915.jpeg
Updated 02/Feb/2021 .

Terapi intensif pada pasien anak dengan kanker telah menghasilkan perbaikan harapan hidup selama 4 dekade terakhir, tetapi terapi tersebut sering menyebabkan penurunan imunitas sehingga infeksi menjadi penyebab utama kematian. Data menunjukkan bahwa pasien dewasa dengan kanker lebih berisiko mengalami infeksi COVID-19 dibandingkan populasi umum dan lebih mungkin mengalami infeksi COVID-19 yang berat. 

Data lain menunjukkan bahwa pada populasi non-immunocompromised, infeksi COVID-19 yang berat kurang dijumpai pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.

 

Survei yang dilakukan oleh Hrusak dan kawan-kawan menunjukkan bahwa di antara pasien anak dengan kanker yang mendapat terapi anti-kanker, pada lebih dari 200 anak yang dilakukan pemeriksaan didapatkan 9 orang anak dengan positif COVID-19. Delapan dari 9 kasus adalah tanpa gejala sampai gejala ringan. Andre dan kawan-kawan melaporkan adanya 5 orang anak dari 33 orang anak dengan kanker yang positif COVID-19 dirawat di ICU. De Rojas melaporkan adanya 15 orang anak dengan kanker mengalami infeksi COVID-19 di Madrid. Sejumlah 47% dari pasien dirawat inap karena infeksi COVID-19, 27% dari pasien memang sudah dirawat inap karena infeksi nosokomial, dan 27% dari pasien dirawat jalan. Gejala yang paling sering dijumpai adalah demam dan batuk.

 

Untuk mengetahui kejadian dan outcome infeksi COVID-19 pada pasien anak dengan kanker, peneliti melakukan studi retrospektif dan prospektif observasional pada pasien anak berusia kurang dari 16 tahun dengan kanker melalui data dari rumah sakit yang memberikan perawatan kanker. Pasien anak dilakukan pemeriksaan RT-PCR.

 

Hasil dari studi ini yaitu:

  • Sebagian besar pasien adalah dengan leukemia limfoblastik akut (44%).
  • Teridentifikasi 54 kasus di mana sejumlah 15 pasien (28%) asimtomatik, 34 pasien (63%) dengan infeksi ringan, dan 5 pasien (10%) dengan infeksi sedang, berat, atau kritis.
  • Tidak dijumpai pasien yang meninggal dan hanya 3 pasien yang memerlukan perawatan intensif karena infeksi COVID-19.
  • Sebagian besar pasien (85%) tidak memerlukan rawat inap atau dirawat untuk periode waktu tertentu, dan akhirnya dirawat jalan setelah diagnosis COVID-19.
  • Dari data yang tersedia, sejumlah 21% dari pasien anak mendapat kemoterapi yang bersifat sangat mielosupresif.
  • Perkiraan kejadian infeksi COVID-19 di rumah sakit pada pasien dengan kanker berusia di bawah 16 tahun adalah 3%.

 

Kesimpulan dari studi ini adalah risiko infeksi COVID-19 yang berat tidak meningkat pada pasien anak dengan kanker.

 

Image : Ilustrasi (www.pexels.com)

Referensi :

1. Millen GC, Arnold R, Cazier JB, Curley H, Feltbower RG, Gamble A, et al. Severity of COVID-19 in children with cancer: Report from the United Kingdom Paediatric Coronavirus Cancer Monitoring Project. Br J Cancer 2020 doi: 10.1038/s41416-020-01181-0.

2. Hrusak O, Kalina T, Wolf J, Balduzzi A, Provenzi M, Rizzari C, et al. Flash survey on severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 infections in paediatric patients on anticancer treatment. Eur J Cancer 2020;132:11-6.


Share this article
Related Articles