Detail Article
5 Dampak Ekstrapulmonal Infeksi Coronavirus Pada Tubuh Manusia (1)
Johan Indra Lukito
Feb 25
Share this article
img-Testlab1.jpg
Updated 29/Agt/2022 .

Coronavirus 2019-nCoV yang menjadi penyebab COVID-19 mungkin dapat memicu gangguan di berbagai organ. Sifat ini juga dimiliki oleh coronavirus penyebab SARS dan MERS. 2019-nCoV sangat mirip secara genetik dengan coronavirus penyebab SARS sehingga virus ini juga digelari SARS-CoV-2.

Masih banyak hal yang belum diketahui tentang coronavirus tipe baru ini, namun dengan menggabungkan hasil penelitian COVID-19 dan pengetahuan tentang SARS dan MERS dapat memberikan gambaran apa yang terjadi pada tubuh ketika terinfeksi oleh coronavirus.


1. Usus

Selama wabah SARS dan MERS, hampir seperempat pasien mengalami diare. Hal ini menunjukkan bahwa virus pernapasan juga dapat mengganggu usus. Ketika virus memasuki tubuh, virus akan mencari sel manusia yang memiliki "pintu" yang cocok untuk virus tersebut, berupa protein di luar permukaan sel yang disebut reseptor. Jika virus menemukan reseptor yang cocok pada sel, ia dapat menyerang sel tersebut. Beberapa virus ada selektif hanya memilih pintu tertentu saja, namun juga ada yang kurang selektif. Virus SARS dan MERS dapat menyerang sel yang melapisi usus sehingga menyebabkan kerusakan atau kebocoran cairan yang menjadi diare. 


Belum diketahui secara pasti apakah 2019-nCoV dapat menyerang sel yang melapisi usus. Para peneliti percaya COVID-19 menggunakan reseptor yang sama dengan SARS, dan reseptor ini dapat ditemukan di paru dan usus. Dua penelitian mendeteksi virus dalam sampel tinja penderita COVID-19, yang mungkin mengindikasikan virus dapat menyebar melalui kotoran. Tapi pernyataan ini belum konklusif. 


2. Sistem Peredaran Darah

Manifestasi klinis di luar paru telah dilaporkan pada infeksi coronavirus berupa peningkatan enzim hati, penurunan jumlah sel darah putih dan jumlah trombosit, dan penurunan tekanan darah. Dalam kasus yang jarang terjadi, pasien menderita cedera ginjal akut dan henti jantung. Hal ini kemungkinan terjadi karena dua sebab, yaitu virus yang menyebar ke seluruh tubuh atau badai sitokin. 


Sitokin adalah protein yang digunakan oleh sistem imun tubuh sebagai alarm untuk mendatangkan sel imun ke lokasi infeksi. Sel-sel imun kemudian membersihkan jaringan yang terinfeksi dalam upaya untuk menyelamatkan seluruh tubuh. Tetapi dalam situasi infeksi coronavirus yang tidak terkendali, sistem imun tubuh melepas sitokin ke dalam paru secara belebihan (badai sitokin). Hal ini menyebabkan sistem imun tubuh tidak hanya menargetkan sel yang terinfeksi, namun juga menyerang jaringan sehat. Badai sitokin menciptakan peradangan yang melemahkan pembuluh darah di paru sehingga masuk ke dalam sistem peredaran darah dan menciptakan masalah sistemik di berbagai organ. 


Dalam beberapa kasus COVID-19 yang parah, respons sitokin dikombinasikan dengan berkurangnya kapasitas paru untuk memompa oksigen ke seluruh tubuh dapat mengakibatkan kegagalan multi-organ. Adanya penyakit eksisting seperti penyakit jantung atau diabetes mungkin juga dapat berkontribusi. 

 

Silakan baca juga: 5 Dampak Ekstrapulmonal Infeksi Coronavirus Pada Tubuh Manusia (2)

Image: Ilustrasi (sumber: https://globalbiodefense.com/)

Referensi: 

1. McKeever A. Here’s what coronavirus does to the body. Last updated: 2020 February 18 [cited 2020 February 20]. Available from: https://www.nationalgeographic.com/science/2020/02/here-is-what-coronavirus-does-to-the-body/

2. Holshue ML, DeBolt C, Lindquist S, Lofy KH, Wiesman J, Bruce H et al. First Case of 2019 Novel Coronavirus in the United States. N Engl J Med. 2020.

3. Guan W, Ni Z, Hu Y, Liang W, Ou C, He J. Clinical characteristics of 2019 novel coronavirus infection in China. Available from: https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2020.02.06.20020974v1. doi: https://doi.org/10.1101/2020.02.06.20020974.

4. Arabi YM, Arifi AA, Balkhy HH, Najm H, Aldawood AS, Ghabashi A et al. Clinical course and outcomes of critically ill patients with Middle East respiratory syndrome coronavirus infection.Intern Med. 2014;160(6):389-97. 

5. Chu KH, Tsang WK, Tang CS, Lam MF, Lai FM, To KF et al. Acute renal impairment in coronavirus-associated severe acute respiratory syndrome. Kidney Int. 2005;67(2):698-705.

6. WHO. SARS: how a global epidemic was stopped. 2006. Available from: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/207501/9290612134_eng.pdf?sequence=1&isAllowed=y

7. Reuters. Mothers may pass coronavirus to unborn children, say Chinese doctors: state TV. Last updated: 2020 February 5 [cited 2020 February 20]. Available from: https://www.reuters.com/article/us-china-health-infant-idUSKBN1ZZ1C3

8. Wong SF, Chow KM, Leung TN, Ng WF, Ng TK, Shek CC et al. Pregnancy and perinatal outcomes of women with severe acute respiratory syndrome. Am J Obstet Gynecol. 2004;191(1):292-7.

9. Alfaraj SH, Al-Tawfiq JA, Memish ZA. Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) infection during pregnancy: Report of two cases & review of the literature. J Microbiol Immunol Infect. 2019;52(3):501-3.

10. Chen H, Guo J, Wang C, Luo F, Yu X, Zhang W et al. Clinical characteristics and intrauterine vertical transmission potential of COVID-19 infection in nine pregnant women: a retrospective review of medical records. The Lancet. doi:10.1016/s0140-6736(20)30360-3

 

Share this article
Related Articles