Detail Article
Efikasi dan Keamanan Codeine vs Levodropropizine pada Pasien dengan Batuk Kronis
dr. Johan Indra Lukito
Apr 03
Share this article
f5e84d311e604ef742dae0c9dc89be19.jpg
Updated 04/Apr/2024 .

Batuk merupakan refleks perlindungan saluran napas terhadap aspirasi dan iritasi. Batuk kronis bukanlah suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit, melainkan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan batuk yang mengganggu dan sering dipicu oleh paparan tingkat rendah dari panas, mekanis, atau bahan kimia.

Kemajuan terkini dalam pengobatan batuk kronis mencakup pengendalian pemicu batuk dan hipersensitivitasnya dengan menggunakan obat antitusif. Codeine telah digunakan sejak tahun 1834 dan banyak diresepkan untuk batuk non-produktif dan pereda nyeri. Uji klinik awal codeine sebagai antitusif pada tahun 1934 telah melaporkan keberhasilan dalam mengurangi batuk pada pasien bronkitis kronis, kanker paru, dan tuberkulosis paru. Reseptor opioid tersebar luas di jaringan saraf dan non-neuronal; kantuk, sakit kepala, dan masalah pencernaan setelah pemberian codeine mungkin merupakan efek samping yang umum.

 

Suatu uji klinik komparatif acak label terbuka menyelidiki efek dan keamanan antitusif codeine dan levodropropizine, pada pasien baru yang dirujuk dengan batuk kronis. Pasien diberikan codeine (60 mg/hari) dan levodropropizine (180 mg/hari) secara oral selama 2 minggu. Tingkat keparahan batuk, termasuk visual analog scale (VAS), cough symptom score (CSS), Leicester cough questionnaire (LCQ), dan keamanan untuk setiap pengobatan dinilai. Hasil utama adalah perubahan skor VAS sebelum dan setelah 2 minggu pengobatan.

 

Hasilnya, dari 88 peserta, terdiri dari kelompok codeine (45) dan levodropropizine (43) yang dilibatkan dalam analisis. Perbaikan skor VAS lebih tinggi pada kelompok codeine dibandingkan kelompok levodropropizine (35,11 ± 20,74 vs. 19,77 ± 24,83; p = 0,002). Pasien yang diberikan codeine juga mengalami perbaikan lebih siginikan dalam hal CSS dan LCQ dibandingkan levodropropizine. Efek samping terkait pengobatan, termasuk kantuk, sembelit, dan sakit kepala, lebih sering terjadi pada kelompok codeine dibandingkan kelompok levodropropizine. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efek samping yang menyebabkan penghentian obat.

 

Kesimpulan:

Dari studi ini, codeine lebih efektif dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik untuk batuk kronis. Respons individu dan efek samping harus dipantau secara hati-hati ketika codeine digunakan untuk mengobati batuk kronis.


Gambar: Ilustrasi (Sumber: Drazen Zigic - Freepik)

Referensi:

Lee SP, Lee SM, Lee BJ, Kang SY. Effectiveness and safety of codeine and levodropropizine in patients with chronic cough. J Korean Med Sci. 2022;37(36):e275

Share this article
Related Articles