Detail Article
Peran Penting Asam Askorbat dalam Sintesis Kolagen dan Penyembuhan Luka
dr. Della Sulamita
Mar 08
Share this article
b10dd761a2417513558c4420c1cdf41d.jpg
Updated 13/Mar/2024 .

Asam Askorbat (AA), yang dikenal juga dengan vitamin C, memiliki dampak positif yang signifikan pada semua tingkat penyembuhan luka; berkontribusi pada clearance neutrofil selama fase inflamasi, serta membantu dalam sintesis dan maturasi kolagen selama fase proliferasi. Kolagen merupakan protein penting pada tendon, tulang, kulit, dinding pembuluh darah, kornea, dan jaringan ikat lainnya. Selain itu, faktor utama elastisitas kulit terkait dengan keberadaan kolagen yang merupakan komponen utama matriks ekstraseluler dermis. 


Studi oleh Kishimoto et al. tahun 2013 menggunakan fibroblas kulit manusia dan paparan AA in vitro untuk menguji dampak jangka panjang AA pada ekspresi kolagen (selama 120 jam). Hasilnya menunjukkan bahwa ekspresi mRNA SVCT2, tipe 1, dan tipe 4 kolagen meningkat, serta peningkatan sintesis tipe 1 prokolagen. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa AA merangsang produksi mRNA kolagen oleh fibroblas, dan aktivitasnya penting untuk transformasi prokolagen menjadi kolagen. Gref, et al. tahun 2020, melakukan studi ex vivo pada kulit manusia selama 10 hari. Hasil menunjukkan bahwa pada kulit manusia, AA-SQ (ikatan AA dengan squalene) secara signifikan meningkatkan ketebalan epidermis dan meningkatkan sintesis kolagen III.

 

AA memiliki fungsi signifikan terkait dengan kesehatan kulit, yang dapat dilihat dari konsentrasinya dalam kulit lebih banyak dibandingkan dengan jaringan manusia lainnya. AA memiliki peran penting dalam stabilisasi kolagen dan sangat penting dalam penyembuhan luka. Karena sifat antioksidan yang kuat, AA memainkan peran penting dalam reaksi enzimatik, dan penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa AA menekan proses proinflamasi dan mendorong efek pro-resolusi dan anti-inflamasi pada makrofag melalui mekanisme pleiotropik. Kadar AA dalam plasma dan jaringan turun setelah terjadi luka; oleh karena itu, fibroblas menghasilkan kolagen yang tidak stabil, dan maturasi kolagen terganggu, menyebabkan gangguan penyembuhan luka dan pembentukan jaringan parut.

 

Konerding, et al, melakukan studi pada tahun 2012, menggunakan tikus diabetes sebagai model penyembuhan luka insisional untuk memeriksa efek AA, stanozolol, TGF-β (transforming growth factor-β), dan peptida copper. Kandungan kolagen tipe III secara signifikan lebih tinggi pada kelompok luka insisional yang diobati dengan AA pada hari ke-14 setelah operasi dan menunjukkan efek menguntungkan dari pemberian AA secara topikal pada penyembuhan luka. Penggunaan gel silikon topikal yang mengandung AA untuk mengurangi pembentukan jaringan parut pada 80 pasien Asia yang memiliki bekas luka wajah akibat operasi dipelajari oleh Yun, et al, (2013). Ditemukan bahwa aplikasi gel silikon yang mengandung AA secara topikal pada kulit wajah memperbaiki penampilan estetika bekas luka bedah.

 

Kesimpulan:

Pada proses penyembuhan luka, asam askorbat (AA) mengurangi ekspresi faktor pro-inflamasi dan meningkatkan ekspresi faktor penyembuhan luka. Selain itu, asam askorbat memainkan peran penting dalam ketiga fase penyembuhan luka, termasuk inflamasi, proliferasi, dan regenerasi.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

Ghahremani-Nasab M, Del Bakhshayesh AR, Akbari-Gharalari N, Mehdipour A. Biomolecular and cellular effects in skin wound healing: the association between ascorbic acid and hypoxia-induced factor. J Biol Eng. 2023 Oct 2;17(1):62.


Share this article
Related Articles