Detail Article
Omega 3 Menurunkan Risiko Stroke Iskemik
dr. Dedyanto Henky Saputra, M. Gizi
Jan 18
Share this article
54c1847fb3fa9aae8421f38e094225d7.jpg
Updated 18/Jan/2024 .

Ukuran objektif dari kecukupan asupan omega-3 PUFA (polyunsaturated fatty acid) adalah dengan mengukur kadar EPA (eicosapentaenoic acid) + DHA (docosahexaenoic acid) dalam darah atau jaringan. Penelitian skala besar dilakukan untuk menginvestigasi hubungan antara kadar omega-3 PUFA dengan insiden stroke total, stroke iskemik, dan stroke hemoragik. 


Penelitian melibatkan 29 studi kohort prospektif internasional, setiap site penelitian melakukan analisis individu dengan menggunakan protokol analisis dengan eksposur, kovariat, metode analisis, dan hasil yang telah ditentukan; data yang diselaraskan dari penelitian kemudian disatukan secara terpusat. Hazard ratio (HR) yang disesuaikan dengan multivariabel dan 95% Confidence Interval (CI) di seluruh kuintil omega-3 PUFA dihitung untuk setiap dampaknya pada kejadian stroke. Kuintil adalah pengelompokan ke dalam 5 kelompok (kuintil 1 hingga 5) yang sama besar setelah diurutkan mulai pengeluaran yang terkecil hingga terbesar. Semakin tinggi kelompok kuintil menunjukkan pengeluaran yang semakin tinggi.

 

Hasilnya:

· Di antara 183.291 subjek penelitian, terdapat total subjek stroke sebanyak 10.561 pasien, 8.220 di antaranya stroke iskemik, dan 1.142 adalah stroke hemoragik yang tercatat selama median 14,3 tahun periode follow up.

· Untuk EPA, perbandingan kuintil 5 (Q5, tertinggi) dengan kuintil 1 (Q1, terendah) untuk kejadian stroke total adalah 17% lebih rendah (HR, 0.83 [CI, 0,76-0,91]; p <0,0001), dan stroke iskemik 18% lebih rendah (HR, 0,82 [CI, 0,74-0,91]; p <0,0001).

· Untuk DHA, yang membandingkan Q5 dengan Q1, terdapat 12% lebih rendah kejadian stroke total (HR, 0,88 [CI, 0,81-0,96]; p=0,0001) dan 14% lebih rendah kejadian stroke iskemik (HR, 0,86 [CI, 0,78-0,95]; p=0,0001).

· Baik EPA maupun DHA tidak terkait dengan risiko stroke hemoragik.

 

Kekuatan dari penelitian ini salah satunya adalah penggunaan biomarker omega-3 PUFA yang objektif, bukan diet kuesioner, sehingga meningkatkan akurasi paparan penilaian dan memungkinkan untuk analisis statistik yang terpisah dari dampak omega-3 PUFA terhadap kejadian stroke pada masing-masing individu.

 

Kesimpulan:

Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa asupan omega-3 berbanding terbalik dengan risiko total dan stroke iskemik, tetapi tidak terkait dengan risiko hemoragik stroke. Dengan demikian, asupan makanan yang lebih tinggi dari DHA dan EPA diharapkan dapat menurunkan risiko stroke. (DHS)

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: Pexels)

Referensi:

O'Keefe JH, Tintle NL, Harris WS, O'Keefe EL, Sala-Vila A, Attia J, et al. Omega-3 blood levels and stroke risk: A pooled and harmonized analysis of 183 291 participants from 29 prospective studies. Stroke 2024;55(1):50-8.


Share this article
Related Articles