Detail Article
Peranan Vitamin D dalam Dermatoporosis
dr. Della Sulamita
Jan 16
Share this article
68d7668bdf5d6c3b3cdcdc6d2b091e7f.jpg
Updated 16/Jan/2024 .

Penuaan kulit bukan hanya masalah estetika, namun juga menurunkan fungsi kulit dan mengurangi manfaat perlindungan penting pada kulit. Seiring dengan pengetahuan yang semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir, diciptakan istilah dermatoporosis yang dapat memusatkan perhatian klinisi pada urgensi mencegah dan mengobati kondisi ini. 


Dermatoporosis (DP) merupakan entitas klinis yang mencakup seluruh spektrum luas perubahan kulit akibat penuaan, termasuk komplikasi yang dapat menyebabkan morbiditas berat dan sindrom kelemahan kulit kronis. Orang dengan dermatoporosis memiliki kulit yang sangat tipis dan rapuh. Hal ini menyebabkan toleransi yang buruk terhadap gesekan dan gaya geser, serta rentan terhadap robekan kulit dan hematoma. DP dapat memperlambat penyembuhan luka dan menyebabkan hilangnya regulasi suhu tubuh. Pada kasus berat, DP dapat mengakibatkan kehilangan cairan perkutaneous, elektrolit, dan protein, serta peningkatan risiko terhadap infeksi.

 

DP diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. DP primer disebabkan oleh penuaan kronologis bersama dengan paparan sinar matahari jangka panjang tanpa perlindungan. Sedangkan DP sekunder disebabkan penggunaan corticosteroid topikal dan sistemik jangka panjang. Corticosteroid diketahui memengaruhi ekspresi gen yang mengkode kolagen I, III, IV, V, decorin, elastin, metaloproteinase (MMP) 1, 2, 3, tenascin, dan MMP 1, 2 tissue inhibitors. Frekuensi dermatoporosis adalah 32%, berdasarkan studi pada 202 pasien yang dirawat di rumah sakit berusia 60 hingga 80 tahun. DP ditemukan pada sekitar 22% perempuan dan 38% laki-laki. Studi lain di Prancis mengevaluasi 533 orang berusia di atas 65 tahun yang pergi berkonsultasi ke dokter kulit, dengan hasil prevalensi dermatoporosis secara keseluruhan sebesar 37,5%.


Vitamin D dan Dermatoporosis

Studi pada tikus dengan mutasi reseptor vitamin D telah menunjukkan hubungan vitamin D dalam mengendalikan penuaan pada kulit. Fenotip penuaan pada tikus dengan hipovitaminosis D (VDR−/− dan CYP27B1−/−) sangat berbeda jika dibandingkan dengan tikus dengan hipervitaminosis D (termasuk FGF-23−/− dan Klotho−/−). Defisiensi vitamin D, baik ringan maupun berat, dapat mempercepat penuaan.

 

Pada DP terjadi gangguan pada komponen kolagen kulit. Telah ditemukan bahwa vitamin D merangsang sintesis kolagen, menstimulasi ketebalan dan kekuatan kulit. Dengan meningkatkan produksi kolagen, vitamin D dapat membantu melawan efek DP. Vitamin D juga mempengaruhi ekspresi gen yang berkontribusi pada pengembangan dan pemeliharaan barier kulit. Membantu memperkuat lapisan pelindung kulit, mengurangi water loss, dan meningkatkan kemampuan kulit untuk bertahan terhadap faktor lingkungan yang menyebabkan DP.

 

Vitamin D memiliki sifat anti-inflamasi, mengatur respons imun dalam kulit dan mengurangi inflamasi. Dengan mengurangi inflamasi, vitamin D dapat membantu mengurangi gejala yang terkait dengan dermatoporosis dan menstimulasi kulit yang lebih sehat dan lebih kuat. Vitamin D terbukti mempercepat penyembuhan luka dengan mendorong proliferasi dan migrasi sel serta memfasilitasi sintesis kolagen, sehingga dapat meminimalkan risiko komplikasi pada kulit dermatoporotik. Terbukti bahwa 1,25(OH)2D3 memiliki efek sitoprotektif terhadap dampak buruk UV, yang dapat membantu mencegah penuaan kulit dini. Pemberian dosis tinggi vitamin D3 oral segera setelah UVB light reversed photo-induced cutaneous injury secara cepat dapat mengurangi inflamasi dan menginduksi epidermal barrier’s repair mechanisms.

 

Kesimpulan:

Vitamin D terlibat dalam berbagai penyakit salah satunya terkait dengan mekanisme imunomodulasi. Vitamin D juga sangat penting dalam mencegah masalah kulit yang terkait dengan usia. Dermatoporosis sering ditemukan pada lanjut usia, terutama mereka yang terpapar sinar matahari dalam jangka waktu lama. Kekurangan vitamin D dapat dikaitkan dengan dermatoporosis, karena perannya dalam produksi kolagen, epidermal barrier function, regulasi inflamasi, penyembuhan luka, dan perlindungan dari sinar matahari.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:       

Romano F, Serpico D, Cantelli M, Di Sarno A, Dalia C, Arianna R, et al. Osteoporosis and dermatoporosis: A review on the role of vitamin D. Front Endocrinol. 2023 Aug 24;14:1231580. 

Share this article
Related Articles