Detail Article
Manfaat Suplemen Nutrisi Oral Rendah Protein pada Pasien Predialisis Lansia
dr. Dedyanto Henky Saputra, M. Gizi
Des 29
Share this article
a4ecdd5038f651855e1a5eb75fdb028b.jpg
Updated 29/Des/2023 .

Lanjut usia (lansia) dengan penyakit ginjal kronik (PGK) yang asupan nutrisinya inadekuat memiliki risiko mengalami penyusutan massa dan kekuatan otot, penurunan kinerja fisik, dan berkurangnya energi protein yang masuk, sehingga berisiko mengalami gangguan mobilitas dan meningkatkan mortalitas.


Pedoman nutrisi merekomendasikan diet rendah protein (LPD/low protein diet) karena dapat memperlambat progresivitas kerusakan fungsi ginjal, gejala uremia, dan azotemia. Namun, terjadinya anoreksia uremik atau pembatasan makanan pada LPD sering kali menyebabkan asupan energi dan protein yang tidak tercukupi, kehilangan otot dan lemak, dan penurunan berat badan. LPD untuk pasien PGK di atas 65 tahun berisiko menurunkan kadar albumin, berat badan, dan indeks massa tubuh (IMT). Selain itu, LPD juga berisiko menyebabkan asupan mikronutrien inadekuat, seperti vitamin dan mineral.

 

Penelitian yang telah ada secara positif menunjukkan peran diet rendah protein dengan konseling diet; namun, hanya sedikit penelitian yang berfokus pada orang dewasa dengan usia yang lebih tua. Penelitian ini bertujuan melihat dampak dari pemberian formula nutrisi rendah protein (6%) dengan konseling diet pada orang dewasa yang lebih tua dengan PGK stadium 3-5. Penelitian terkontrol acak ini dilakukan selama tiga bulan terhadap 66 pasien PGK pre-dialisis (eGFR <60 mL/menit/1,73 m2, subjek berusia di atas 65 tahun) yang dibagi ke dalam kelompok intervensi (LPD (300 kkal/kgBB/hari dan asupan protein 0,6-0,8 g/kgBB/hari) ditambah suplemen nutrisi oral (oral nutrition supplement/ONS) dengan kandungan protein 6 g/saji dan kalori 400 kkal/saji) atau kelompok kontrol (LPD saja). Formula ONS juga mengandung asam eicosapentaenoic (EPA), asam docosahexaenoic (DHA), dan berbagai zat gizi mikro. Semua data dicatat pada awal/baseline dan setelah 3 bulan, dengan parameter yang dievaluasi berupa kinerja fisik berdasarkan kekuatan genggaman tangan (HGS/hand grip strength) dan kecepatan berjalan, status gizi menggunakan skor Mini Nutritional Assessment-Short Form (MNA-SF), komposisi tubuh dengan analisis impedansi bioelektrik, dan asupan makanan dari catatan diet selama 24 jam.

 

Hasilnya:

  • Sejumlah 47 pasien dapat dianalisis (usia rata-rata, 73 tahun; eGFR rata-rata, 36 ml/menit/1,73 m2; subjek kelompok intervensi: 24; subjek kelompok kontrol: 23).
  • Kelompok intervensi menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam HGS dan kecepatan berjalan.
  • Analisis mikronutrien menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA), EPA, DHA, kalsium, zat besi, seng, tembaga, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B6, B12, dan asupan asam folat tampak lebih tinggi secara signifikan pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol.
  • Skor MNA-SF, asupan makronutrien, dan komposisi tubuh tidak berbeda secara signifikan antara kedua kelompok.

 

Kesimpulan:

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa diet rendah protein ditambah penambahan suplemen nutrisi oral/ONS dengan kandungan 6% protein dapat menunda penurunan kinerja fisik dan meningkatkan asupan mikronutrien dalam 3 bulan intervensi dibandingkan dengan kelompok edukasi LPD saja pada orang dewasa dengan usia yang lebih tua PGK pre-dialisis stadium 3-5. Penelitian lanjutan masih dibutuhkan dengan melibatkan kelompok usia lain dan durasi yang lebih panjang untuk memvalidasi hasil penelitian ini.

 

Gambar: Ilustrasi

Referensi:

Yang, WC., Hsieh, HM., Chen, JP. et al. Effects of a low-protein nutritional formula with dietary counselling in older adults with chronic kidney disease stages 3–5: A randomized controlled trial. BMC Nephrol. 2023;24:372. 


Share this article
Related Articles