Detail Article
Isolate Protein Soy Memperbaiki Parameter Photoaging
dr. Dedyanto Henky Saputra
Okt 12
Share this article
5750324349197a1e113fed6318ed27c2.jpg
Updated 13/Okt/2023 .

Isoflavon adalah senyawa nonsteroid alami yang menyerupai estrogen dan umumnya diklasifikasikan sebagai fitoestrogen. Di kulit, isoflavon dan fitoestrogen lainnya memiliki eviden yang cukup baik dalam meningkatkan konsentrasi asam hialuronat, kandungan dan kualitas kolagen, serta merangsang sintesis matriks ekstraseluler protein. Oleh karena itu, saat ini isoflavon menjadi topik yang semakin menarik di dieksplorasi dalam bidang dermatologi.

Sumber makanan utama isoflavon adalah kedelai dan produk turunan kedelai, terutama yang mengandung daidzein dan genistein. Temuan awal dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa asupan isoflavon yang berasal dari kedelai memberikan manfaat pada kulit termasuk dalam pertahanan terhadap kerusakan oksidan, stimulasi sintesis kolagen, dan peningkatan hidrasi.

 

Penelitian berikut bertujuan untuk menilai bagaimana dampak suplementasi oral isolat protein kedelai/soy dengan tambahan isoflavon (SPII/soy protein isolate isoflavone) memengaruhi parameter photoaging seperti kerutan wajah dan dispigmentasi, dan tindakan biofisik kulit seperti hidrasi kulit dan ekskresi sebum pada perempuan pascamenopause. Penelitian merupakan studi prospektif, acak, dan terkontrol tersamar ganda yang dilakukan selama 6 bulan pada 44 perempuan pascamenopause dengan kulit Fitzpatrick tipe I, II, dan III yang diacak untuk menerima protein kasein atau isolate protein soy dengan tambahan isoflavon. Total jumlah kandungan protein yang diberikan dalam isolate protein soy maupun kasein adalah 30 gram.


Sistem fotografi wajah resolusi tinggi digunakan untuk mengukur derajat keparahan kerutan dan pigmentasi pada minggu 0, 8, 16, dan 24. Pengukuran biofisik kulit meliputi hidrasi kulit dan produksi sebum.

Hasilnya adalah sebagai berikut:

  • Rata-rata derajat keparahan kerutan menurun pada kelompok intervensi SPII pada minggu ke 16 dan minggu ke 24 masing-masing sebesar 5,9% dan 7,1%, dibandingkan dengan kondisi awal. Dibandingkan dengan kelompok kasein, rata-rata derajat keparahan kerutan menurun secara signifikan pada minggu ke 16 (p <0,05) dan minggu ke 24 (p <0,0001). 
  •  Pada kelompok SPII intensitas pigmentasi wajah menurun sebesar −2,5% (p <0,05) pada minggu ke 24, sedangkan pada kelompok kasein tidak ada perubahan signifikan. 
  • Dibandingkan dengan kondisi awal, hidrasi kulit pada kelompok SPII meningkat secara signifikan sebesar 39% dan 68% pada pipi kiri dan kanan (p <0,05), masing-masing, pada minggu ke-24. 
  • Tidak dijumpai perbedaan yang signifikan dalam produksi sebum.


Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa suplementasi protein kedelai bersama isoflavon dapat memperbaiki kondisi photoaging kulit, termasuk kerutan dan dispigmentasi, serta meningkatkan hidrasi kulit pada wanita pascamenopause dengan tipe kulit Fitzpatrick I, II, dan III.


Kesimpulan:

Dampak isolate protein soy bersama dengan isoflavon terhadap berbagai parameter photoaging kulit diteliti dalam penelitian terbaru ini. Dari penelitian ini, terlihat bahwa dibandingkan protein kasein, isolate protein soy memiliki manfaat yang lebih baik dalam memperbaiki derajat kerutan, intensitas pigmentasi, dan status hidrasi subjek perempuan pascamenapouse.


Gambar: Ilustrasi (Sumber: ff-photo - Envato)

Referensi:

Rizzo J, Min M, Adnan S, Afzal N, Maloh J, et al. Soy Protein Containing Isoflavones Improves Facial Signs of Photoaging and Skin Hydration in Postmenopausal Women: Results of a Prospective Randomized Double-Blind Controlled Trial. Nutrients 2023, 15, 4113. https://doi.org/10.3390/nu15194113

Share this article
Related Articles