Detail Article
Hati-hati, Konsumsi Makanan Olahan Tingkatkan Risiko Diabetes Melitus Tipe 2
dr. Johan Indra Lukito
Nov 14
Share this article
img-bakar.jpg
Updated 15/Nov/2023 .

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi makanan olahan secara berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes melitus tipe 2 (DMT2), terlepas dari faktor risiko lain termasuk berat badan dan kualitas gizi makanan. Dengan demikian, hal ini menunjukkan target baru yang perlu menjadi perhatian dalam rangka pencegahan diabetes melitus tipe 2.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi makanan olahan secara berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes melitus tipe 2 (DMT2), terlepas dari faktor risiko lain termasuk berat badan dan kualitas gizi makanan. Dengan demikian, hal ini menunjukkan target baru yang perlu menjadi perhatian dalam rangka pencegahan diabetes melitus tipe 2.


Makanan olahan meliputi soda yang mengandung gula atau pemanis buatan, minuman energi, makanan yang diproduksi pabrik seperti makanan penutup yang mengandung susu dan milkshake, lemak dan saus, produk-produk manis, seperti permen dan cokelat, serta daging olahan.

 

Dari pengamatan selama 6 tahun, konsumsi makanan olahan ditemukan terkait dengan peningkatan risiko diabetes melitus tipe 2 sebesar 1,15 kali lebih tinggi untuk setiap peningkatan 10% porsi makanan olahan dalam diet, bahkan jika peserta tidak mengalami kenaikan berat badan, mereka tetap berisiko terkena diabetes melitus tipe 2 jika banyak mengonsumsi makanan olahan. Jumlah makanan olahan yang dikonsumsi juga berkaitan dengan risiko diabetes melitus tipe 2.

 

Dalam hal kandungan nutrisi, makanan olahan diketahui memiliki kualitas gizi yang lebih buruk, yakni mengandung kadar natrium, energi, lemak, gula yang lebih tinggi, dan kandungan serat lebih rendah, sementara juga umumnya memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi. Di sisi lain, makanan olahan dapat menyebabkan perubahan mikrobiota usus dan gangguan endokrin karena proses produksi dan pengemasan makanan. Produk makanan olahan sering memiliki masa simpan yang lebih lama karena penggunaan bahan pengawet dan oleh karenanya terpapar bahan kimia berbahaya seperti phthalate dan bisphenol A yang mengganggu fungsi endokrin yang dikaitkan dengan peningkatan risiko DMT2.

 

Proses fisika dan kimia lainnya, seperti pemanasan pada suhu tinggi, dikaitkan dengan produksi kontaminan yang menimbulkan risiko buruk terhadap kesehatan, seperti acrylamide, terutama ditemukan pada kentang goreng, biskuit, kue, dan kopi, yang telah dikaitkan dengan resistensi insulin. Makanan olahan juga biasanya mengandung zat makanan yang tidak atau jarang digunakan dalam kuliner (misalnya, beberapa jenis gula rafinasi, minyak terhidrogenasi) dan berbagai jenis zat tambahan kosmetik (misalnya, pengemulsi, pemanis, zat pengental, pewarna) yang memiliki efek kardiometabolik

 

Image : Ilustrasi

Referensi:

Melville NA. Ultra-processed foods now linked to risk of type 2 diabetes. Medscape [Internet] 2019 [Cited 2019 December 12]. Available from: https://www.medscape.com/viewarticle/922702

Share this article
Related Articles