Detail Article
Ranitidine Oral; Pilihan Terapi Baru Yang Menjanjikan Untuk Moluskum Kontangiosum
dr. Kupiya Timbul Wahyudi
Nov 24
Share this article
img-Moluskum1.jpg
Updated 23/Agt/2022 .

Moluskum kontagiosum (MC) adalah infeksi virus kulit yang umum didapati terutama pada anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh virus moluskum kontangiosum, anggota keluarga Poxviridae. Infeksi biasanya muncul sebagai papula tunggal atau multipel berwarna keputihan kecil atau berwarna dengan iritasi sentral khas.

Dari studi terbaru menunjukkan ranitidine memberikan manfaat sebagai terapi pilihan dalam penanganan moluskum kontangiosum ini. Hal ini berdasarkan dari studi yang dilakukan oleh Pooja Agarwal dari Department of Skin and VD, Smt SCL General Hospital, Ahmedabad, Gujarat, India dan kolega yang telah dipublikasikan dalam Indian Journal of Drugs in Dermatology pada tahun 2019 ini.


Dalam studinya peneliti melibatkan sebanyak 24 anak-anak dengan moluskum kontangiosum, dan diberikan ranitidine dengan dosis 5 mg/kg/hari selama 8 minggu. Tindak lanjut dilakukan sangat 15 hari dan perubahan dalam jumlah dan ukuran lesi dicatat. 


Usia rata-rata pasien adalah 5,08 tahun. 19 pasien menyelesaikan studi. 15 pasien mengalami peningkatan lesi pada akhir 8 minggu sementara 4 pasien tidak menunjukkan perbaikan. "Complete clearance" terlihat pada 14 pasien (73,6%) dan 1 pasien mengalami penurunan ukuran lesi moluskum kontangiosum tanpa perubahan jumlahnya. Durasi rata-rata pembersihan lesi adalah 6,5 minggu.


Dari hasil studi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa, ranitidine oral dapat dianggap sebagai pilihan terapi alternatif yang aman dan efektif pada moluskum kontangiosum yang tersebar luas pada anak-anak imunokompeten di mana prosedur nyeri invasif kurang diinginkan.

 

Silahkan baca juga:  Rantin, ranitidine untuk mengatasi produksi asam lambung berlebihan

Image: Ilustrasi (sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov)

Referensi: Agarwal P, Madke B, Bodar P. Oral ranitidine: A promising novel therapeutic option in molluscum contagiosum in children. Indian J Drugs Dermatol 2019;5:26-9.

Share this article
Related Articles