Meskipun ferritin telah dipertimbangkan sebagai penghubung antara percepatan kehilangan tulang dan aterosklerosis, namun dampak jangka panjang agen terapeutik yang secara luas digunakan untuk terapi osteoporosis, seperti bisphosphonate, pada kadar ferritin belum pernah diteliti sebelumnya. Namun saat ini telah dilakukan studi untuk menilai efek risedronate pada kadar ferritin serum pada wanita pasca-menopause dengan osteoporosis.

Pada studi label terbuka, prospektif, dan tanpa kontrol, 68 wanita pasca-menopause dengan osteoporosis mendapat risedronate oral 35 mg/minggu selama 6 bulan terapi. 

Pemeriksaan sampel darah untuk profil lemak, HbA1c, insulin, fibrinogen, C-reactive protein, osteoprotegerin, dan ferritin dilakukan saat basal dan setelah 6 bulan terapi. Pulse-wave velocity dan augmentation index saat basal ditentukan menggunakan SphygmoCor versi 7.1 (Atcor Medical, Sydney, Australia).

Hasilnya menunjukkan bahwa ferritin serum rata-rata menurun secara bermakna dari 62,1 menjadi 46,7 mcg/dL (p<0,0001) selama periode terapi. Pada analisis regresi linier multipel, prediktor delta ferritin adalah pulse-wave velocity (p=0,04, effect size 0,188), C-reactive protein (p=0,021, effect size 0,043), insulin (p=0,011, effect size 0,100), dan kolesterol HDL (p=0,046, effect size 0,132) saat basal.

Dari hasil studi disimpulkan bahwa terapi risedronate dikaitkan dengan penurunan kadar ferritin serum secara bermakna pada wanita pascamenopause dengan osteoporosis dan faktor risiko kardiovaskuler.

Image: Ilustrasi

Referensi:

1. Feldbrin Z, Luckish A, Shargorodsky M. Effects of long-term risedronate treatment on serum ferritin levels in postmenopausal women with osteoporosis: The impact of cardiovascular risk factor load. Menopause. 2016 Jan;23(1):55-9. doi: 10.1097/GME.0000000000000480.

2. Williams MJ1, Poulton R, Williams S. Relationship of serum ferritin with cardiovascular risk factors and inflammation in young men and women. Atherosclerosis. 2002 Nov;165(1):179-84.