Detail Article
Eritropoeitin Sebagai Neuroprotektor pada Bayi Prematur, Berikut Hasil Meta-analisisnya.
dr. Laurencia Ardi
Okt 26
Share this article
b7729e20767c8956640aa2dc03049240.jpg
Updated 26/Okt/2020 .

Perbaikan outcome terhadap perkembangan neurologi merupakan tujuan utama pada neonatus, terutama kaitannya dengan angka harapan hidup dari bayi prematur. Pada bayi dengan berat lahir sangat rendah dapat terjadi keterlambatan perkembangan kognitif atau cerebral palsy yang berkaitan dengan harapan hidup bayi prematur, meskipun dari hasil pemeriksaan USG kranial tampak normal setelah keluar dari RS.

Recombinant human erythropoietin (rhEPO) merupakan senyawa pertama yang mempunyai efek perlindungan neurologi dan mungkin bermanfaat untuk regenerasi serta perbaikan setelah trauma otak pada bayi. 


Menariknya, sistem reseptor eritropoetin endogen diaktifkan sebagai respons terhadap hypoxic-ischemic injury. Ini menunjukkan bahwa mungkin rhEPO mempunyai efek neuroprotektif dan regenerasi neuronal yang poten jika diberikan tepat waktu setelah trauma otak akut. Sebaliknya, jika rhEPO diberikan sebagai profilaksis, mungkin dibutuhkan dosis tinggi untuk dapat menembus sawar darah otak. Beberapa penelitian in vivo dan in vitro menunjukkan rhEPO sebagai antioksidan, antieksitotoksik, dan anti-inflamasi, mencegah apoptosis neuronal dan merangsang neurogenesis serta angiogenesis. 


Perdebatan berlanjut tentang apakah pemberian profilaksis rhEPO mempunyai manfaat pada bayi prematur yang mempunyai risiko tinggi terjadi gangguan perkembangan neurologi. Kebanyakan penelitian lanjutan pada bayi prematur yang diterapi secara primer dengan rhEPO untuk anemia prematur juga mengalami perbaikan terhadap perkembangan neurologinya, meskipun beberapa penelitian menunjukkan tidak adanya efek. 


Penelitian meta-analisis ini menilai apakah pemberian rhEPO profilaksis pada bayi sangat prematur dapat memperbaiki outcome dari perkembangan neurologi. Metodenya adalah dengan mengumpulkan data dari database Medline, Embase, dan Cochrane. Parameter primer yang dinilai adalah jumlah bayi dengan nilai Mental Developmental Index (MDI) < 70 dan parameter sekundernya meliputi Psychomotor Development Index < 70, cerebral palsy, gangguan visual dan pendengaran.


Hasilnya dari 4 penelitian RCT (n=1133) menunjukkan terjadi penurunan jumlah subjek yang mempunyai skor MDI < 70 pada kelompok yang mendapatkan profilaksis rhEPO (p<0,005). Sedangkan untuk parameter sekunder tidak berbeda bermakna. 



Image: Ilustrasi (sumber: https://www.nsw.gov.au/ )

Referensi: 

1. Fischer HS, Reibel NJ, Bührer C, Dame C. Prophylactic Early Erythropoietin for Neuroprotection in Preterm Infants: A Meta-analysis. Pediatrics. 2017;139(5):e20164317. 

2. Zhang J, Wang Q, Xiang H, Xin Y, Chang M, Lu H. Neuroprotection with erythropoietin in preterm and/or low birth weight infants. J Clin Neurosci. 2014;21(8):1283–7. 


Share this article
Related Articles