Detail Article
Peran LOLA dalam Perlemakan Hati Non-alkoholik
Dokter Kalbemed
Apr 04
Share this article
img-Spuit1.jpg
Updated 27/Jul/2022 .

Perlemakan hati non-alkohol (NAFLD/non-alcoholic fatty liver disease) merupakan penyakit hati kronik paling banyak di dunia yang berkaitan dengan obesitas dan sindrom metabolik. Spektrum NAFLD meliputi steatosis hati sederhana hingga fibrosis hati dengan perkembangan sirosis dan karsinoma hepatoseluler. Mengingat peran kunci hati sangat penting dalam eliminasi amonia, tidak mengherankan bahwa masalah pasien dengan NASH adalah akumulasi amonia dan hiperamonemia.

L-ornithine L-aspartate (LOLA) adalah kombinasi dari asam amino endogen yang memiliki kemampuan dalam meningkatkan kapasitas eliminasi amonia oleh residu hepatosit dan otot skeletal pada pasien dengan sirosis. Laporan terbaru menunjukkan bahwa selain sebagai amonia scavenger, LOLA memiliki efek perlindungan langsung pada hati.


Mekanisme utama LOLA yang mendasari sebagai amonia scaveneger pada penyakit hati kronik melalui 2 mekanisme yang berbeda, yaitu sintesis urea (L-ornithine adalah intermediet metabolik dalam siklus urea) oleh hepatosit periportal dan sintesis glutamin melalui enzim glutamin sintetase (GS), enzim yang terdapat di hepatosit prevena dan otot skeletal. Telah diketahui bahwa fluks melalui jalur GS berkurang hingga 50% pada sampel biopsi hati dari pasien dengan steatosis yang terbukti secara histologis dan yang mengalami peningkatan transaminase serum dan bilirubin. Temuan ini konsisten dengan hilangnya jalur eliminasi amonia afinitas tinggi yang melibatkan GS yang terletak di hepatosit perivenosa.


Efek langsung perlindungan hati dari LOLA adalah melalui peningkatan suplai asam amino L-glutamate yang memiliki peran dalam pembentukan antioksidan glutathione, selain itu LOLA juga berperan dalam peningkatan suplai L-arginine untuk pembentukan nitrit oksida (NO) yang berfungsi dalam memperbaiki mikrosirkulasi di dalam hepatosit.


Penelitian oleh Grüngreiff dan Lambert-Baumann terhadap 463 pasien dengan perlemakan hati, adapun 29% di antaranya merupakan NASH, yang diterapi dengan berbagai dosis LOLA oral selama 30–90 hari secara signifikan dapat menurunkan risiko peningkatan kadar enzim hati (SGOT, SGPT dan y-GT) hingga 70%. Dampak terapi LOLA akan lebih terlihat jelas pada pasien dengan perlemakan lemak dibandingkan dengan pasien dengan sirosis, dan analisis subkelompok menunjukkan bahwa hanya pasien hati non-alkohol mencapai hasil optimal pada perbaikan enzim hati.

 

Dari penjabaran di atas, terlihat bahwa peran LOLA pada NASH adalah selain scavenger amonia melalui sintesis urea dan glutamin untuk mencegah komplikasi ensefalopati, LOLA juga memiliki efek perlindungan langsung melalui pembentukan antioksidan gluthatione dan perbaikan mikrosirkulasi melalui peningkatan produksi NO. Hasil penelitian pada kasus NASH memperlihatkan adanya perbaikan pada parameter laboratorium SGOT,SGPT dan ɣGT, gambaran CT-scan, gambaran polihepatograpi.

 


Image: Ilustrasi

Referensi: Butterworth R, F, Canbay A: Hepatoprotection by L-Ornithine L-Aspartate in Non-Alcoholic Fatty Liver Disease. Dig Dis 2019;37:63-68. doi: 10.1159/000491429.

Share this article
Related Articles