Detail Article
Konsumsi Fruktosa, Adakah Pengaruh Pada DM Tipe-2 ?
Johan Indra Lukito
Apr 02
Share this article
img-Sugar1.jpg
Updated 29/Agt/2022 .

Fruktosa di dalam organ hati diubah menjadi glukosa, glikogen, asam laktat, atau lemak. Fruktosa ini memiliki indeks glikemik rendah dan tidak memerlukan insulin untuk masuk ke dalam sel, tidak seperti glukosa yang butuh insulin. Setelah puasa semalaman, sekitar 50% dari sekitar 30-70 g fruktosa yang dimakan diubah menjadi glukosa.

Fruktosa yang dikonsumsi berlebih akan diubah menjadi asam laktat yang menyebabkan nyeri otot. Asupan fruktosa yang berlebihan juga meningkatkan pembentukan lemak. Pengubahan fruktosa menjadi glukosa akan meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2. Asupan fruktosa yang terlalu tinggi dapat menghambat malonyl-CoA di hipotalamus yang berperan menekan rasa lapar. Dengan demikian, konsumsi fruktosa berlebihan dapat meningkatkan asupan makanan.

 

Dari penelitian pada manusia, fruktosa telah terbukti menyebabkan resistensi insulin, dengan asupan fruktosa harian berkisar 110 g, 250 g, 80 g dan 138 g. Resistensi insulin adalah suatu kondisi di mana sel tubuh gagal merespons insulin secara normal. Resistensi insulin terbukti meningkatkan produksi sitokin pro-inflamasi yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Konsumsi fruktosa jangka panjang pada hewan percobaan dapat menginduksi hiperinsulinemia. Hiperinsulinemia kemudian dapat menyebabkan hipoglikemia atau diabetes tipe 2. 


Hasil penelitian pada orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas yang mengkonsumsi minuman manis yang mengandung glukosa atau fruktosa selama 10 minggu (dengan nilai kalori 25% dari kebutuhan energi harian) menunjukkan bahwa meskipun kenaikan berat badan serupa pada kedua kelompok, kelompok fruktosa mengalami peningkatan jaringan lemak pada perut dan peningkatan pembentukan lemak di hati yang signifikan. 


Fruktosa menyebabkan kadar asam urat meningkat dengan cepat. Asam urat dapat mengurangi kadar nitric oxide (NO) yang membantu dalam kerja insulin. NO meningkatkan aliran darah ke otot rangka dan meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa kekurangan NO dapat menyebabkan resistensi insulin dan sindrom metabolik. 


Berdasarkan penelitian yang dilakukan, konsumsi fruktosa secara berlebihan dapat menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, peningkatan hipertensi dan peningkatan resistensi insulin. Konsumsi fruktosa dianjurkan maksimal 25-40 g setiap hari untuk mencegah penyakit metabolik. 

 


Image: Ilustrasi (sumber: https://www.livescience.com/36188-sugar-bad.html)

Referensi:

1. Ang BRG, Yu GF. The Role of Fructose in Type 2 Diabetes and Other Metabolic Diseases. J Nutr Food Sci 2018, 8:1

2. Gunnars K. Is Fructose Bad for You? The Surprising Truth. Last updated: 2018 April 23 [cited 2020 February 24]. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/why-is-fructose-bad-for-you#section1

3. Chaa SH, Wolfganga M, Tokutakeb Y, Chohnanb S, Lane MD. Differential effects of central fructose and glucose on hypothalamic malonyl- CoA and food intake. Proc Natl Acad Sci U S A 2008. 105: 16871-75.

4. Kolderup A, Svihus B. Fructose metabolism and relation to atherosclerosis, type 2 diabetes, and obesity. J Nutr Metab 2015: 1-12.

5. Goran MI, Dumke K, Bouret SG, Kayser B, Walker RW, et al. The obesogenic effect of high fructose exposure during early development. Nat Rev Endocrinol 2013. 9: 494-500.

6. Nakagawa T, Tuttle KR, Short RA, Johnson RJ. Hypothesis: fructoseinduced hyperuricemia as a causal mechanism for the epidemic of the metabolic syndrome. Nat Clin Pract Nephrol 2006. 1: 80-86.

Share this article
Related Articles