Detail Article
Terapi Induksi NPF vs DPF Kanker Nasofaring Lokal Lanjut, Mana Lebih Menguntungkan?
Hastarita Lawrenti
Jan 20
Share this article
img-Infus1.jpg
Updated 26/Agt/2022 .

Kanker nasofaring mempunyai perilaku biologi yang unik dan memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap radioterapi dan kemoterapi. Radiokemoterapi merupakan pilihan terapi utama untuk kanker nasofaring lokal lanjut. Dengan diberikan IMRT (Intensity-modulated radiation therapy), metastasis jauh menjadi faktor utama yang mempengaruhi prognosis pada kanker nasofaring. 

Terapi induksi dengan NPF (nimotuzumab, cisplatin, 5-fluorouracil) menghasilkan respons yang lebih baik pada kelenjar getah bening dan efek samping yang lebih ringan dibandingkan DPF (docetaxel, cisplatin, 5-fluorouracil), hal ini berdasarkan studi Dr. Lu Y dan kolega yang telah dipublikasikan dalam BMC Cancer 2019.


Dalam studi ini, peneliti memberikan terapi induksi pada pasien kanker nasofaring non-keratinizing undifferentiated stadium III-IVa (lokal lanjut) yang meliputi: kelompok NPF: nimotuzumab 200 mg IV setiap minggu, cisplatin 75 mg/m2 IV hari 1, 5-fluorouracil 750 mg/m2/hari hari 1-5 setiap 3 minggu, atau kelompok DPF: docetaxel 75 mg/m2 IV hari 1, cisplatin 75 mg/m2 IV hari 1, 5-fluorouracil 750 mg/m2/hari hari 1-5 setiap 3 minggu. Setelah terapi induksi selama 2 siklus, cisplatin 80 mg/m2 IV hari 1 setiap 3 minggu selama 3 siklus diberikan bersama IMRT.


Berdasarkan hasil dari 18 subjek yang berkontribusi dalam studi ini menunjukan bahwa: Dibandingkan dengan terapi DPF, terapi induksi NPF lebih menunjukkan efek pada kelenjar getah bening di servikal (p= 0,036), dengan response rate yang lebih tinggi (81% vs 60%). Dibandingkan dengan kelompok DPF, leukopenia, neutropenia, dan reaksi pada saluran cerna kurang dijumpai secara bermakna pada kelompok NPF (p < 0,05). Ruam hanya dijumpai pada kelompok NPF, tetapi semua kasusnya adalah derajat 1. Selama terapi konkuren dengan radioterapi dan kemoterapi, kelompok NPF menunjukkan toleransi yang lebih baik terhadap radioterapi dan kemoterapi. Neutropenia, anemia, reaksi pada saluran cerna, mukositis oral, dan dermatitis radiasi kurang dijumpai secara bermakna pada kelompok NPF (p < 0,05). Ekspresi EGFR dijumpai sebesar 94,9%. Dibandingkan kelompok DPF, pasien dengan ekspresi EGFR pada kelompok NPF menunjukkan respons yang lebih baik (77,8% vs 63%; p= 0,033).


Berdasarkan studi ini adalah pada pasien dengan kanker nasofaring lokal lanjut yang mendapat cisplatin dan IMRT, terapi induksi dengan NPF menghasilkan respons yang lebih baik pada kelenjar getah bening dan efek samping yang lebih ringan dibandingkan DPF. Selain itu, pasien memiliki toleransi yang lebih baik terhadap radioterapi dan kemoterapi konkuren. Masih diperlukan evaluasi lebih lanjut mengenai efikasi jangka panjang.


 

Image: Ilustrasi (sumber:https://www.cancertodaymag.org/)

Referensi:

1. Lu Y, Chen D, Liang J, Gao J, Luo Z, Wang R, et al. Administration of nimotuzumab combined with cisplatin plus 5-fluorouracil as induction therapy improves treatment response and tolerance in patients with locally advanced nasopharyngeal carcinoma receiving concurrent radiochemotherapy: A multicenter randomized controlled study. BMC Cancer 2019;19:1262. 

2. Rabani P, Barnes J, Lin AJ, Rudra S, Oppelt P, Adkins D, et al. Induction chemotherapy in the treatment of nasopharyngeal carcinoma: Clinical outcomes and patterns of care. Cancer Med. 2018;7(8):3592-603.

Share this article
Related Articles