Detail Article
Vitamin D Berpotensi Memberikan Manfaat Untuk Kasus Akne (Jerawat)
Esther Kristiningrum
Mei 02
Share this article
img-Women.jpg
Updated 29/Jul/2022 .

Akne vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kronik pada kulit yang kompleks dan sering dijumpai. Pengaruh hormonal, sumbatan dan hiperkeratinisasi folikuler, peningkatan sekresi sebum, kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes, serta inflamasi terlibat dalam patogenesis akne. Beberapa mediator inflamasi seperti sitokin, defensin, dan neuropeptida telah diidentifikasi pada lesi akne. Sebagai tambahan, P. acnes memicu aktivasi sitokin oleh Toll-like receptor, yang berarti bahwa sistem imun bawaan juga penting untuk terjadinya akne.

Vitamin D telah diketahui berperan sebagai modulator metabolisme kalsium dan homeostasis. Vitamin D dapat mempengaruhi sistem imun bawaan dan adaptif melalui efeknya pada limfosit T dan B, sel dendritik, dan makrofag, serta dikaitkan dengan penyakit inflamasi sistemik seperti artritis rematoid, lupus eritematosus sistemik, dan inflammatory bowel disease.


Pada penyakit kulit, vitamin D berperan penting sebagai modulator imun pada dermatitis atopik, psoriasis, vitiligo, dan alopesia. Telah diketahui sebelumnya pula bahwa defisiensi vitamin D dapat berdampak pada berbagai penyakit kulit. Dan saat ini bukti telah mendeskripsikan efek komedolitik dari vitamin D dan peranannya sebagai modulator sistem imun, regulator proliferasi dan diferensiasi sebosit dan keratinosit, serta sebagai antioksidan. Identifikasi reseptor vitamin D pada sebosit manusia dan modulasi lemak serta produksi sitokin oleh vitamin D menunjukkan kaitan yang mungkin antara vitamin D dengan akne.


Suatu studi telah dilakukan untuk membandingkan kadar vitamin D serum pada pasien dengan akne nodulokistik dibanding kontrol sehat untuk menentukan adakah kaitan antara vitamin D dengan akne.


Dalam studi ini, kadar 25(OH)D diukur pada 43 pasien akne nodulokistik dan 46 subjek kontrol sehat. Hasilnya menunjukkan pada pasien dengan akne nodulokistik, kadar 25(OH)D secara bermakna lebih rendah dibanding subjek kontrol sehat (p<0,05). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dengan akne


Studi selanjutnya dilakukan untuk menilai efek suplementasi vitamin D pada pasien akne. Studi ini dilakukan pada 80 pasien dengan akne dan 80 kontrol sehat. Kadar 25 hydroxyvitamin D atau (25(OH)D diukur, dan data demografik dikumpulkan. Pasien dengan defisiensi vitamin D diterapi dengan cholecalciferol 1000 IU/hari selama 2 bulan.


Hasilnya menunjukkan bahwa defisiensi 25 (OH)D dideteksi pada 48% pasien dengan akne, tetapi hanya 22,5% dari kontrol sehat. Kadar 25(OH)D berbanding terbalik dengan tingkat keparahan akne, dan terdapat korelasi negatif yang bermakna dengan lesi inflamasi. Dalam uji selanjutnya, perbaikan lesi inflamasi ditemukan setelah suplementasi vitamin D pada 39 pasien akne dengan defisiensi 25 (OH)D.


Dari hasil studi disimpulkan bahwa defisiensi vitamin D lebih sering dialami pasien dengan akne, dan kadar 25 (OH)D berbanding terbalik dengan tingkat keparahan akne, khususnya pada pasien dengan lesi inflamasi. Hal ini menunjukkan peranan defisiensi vitamin D pada patogenesis akne. 


Studi lebih lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil studi ini. Evaluasi kadar vitamin D dalam jaringan pada pasien akne juga memerlukan studi lebih lanjut untuk menunjukkan bukti langsung efek vitamin D pada akne.

 

Image: Ilustrasi

Referensi:

1. Lim SK, Ha JM, Lee YH, Lee Y, Seo YJ, Kim CD et al. Comparison of vitamin D levels in patients with and without acne: A case-control study combined with a randomized controlled trial. PLoS One. 2016 ;11(8) :e0161162. doi: 10. 1371/journal.pone. 0161162. 

2. Yildizgören MT, Togral AK. Preliminary evidence for vitamin D deficiency in nodulocystic acne. Dermato Endocrinology 2014;6(1). 

 

Share this article
Related Articles