Detail Article
5 Dampak Ekstrapulmonal Infeksi Coronavirus Pada Tubuh Manusia (2)
Johan Indra Lukito
Feb 26
Share this article
img-Testpack1.jpg
Updated 29/Agt/2022 .

Coronavirus 2019-nCoV yang menjadi penyebab COVID-19 mungkin dapat memicu gangguan di berbagai organ. Sifat ini juga dimiliki oleh coronavirus penyebab SARS dan MERS.

2019-nCoV sangat mirip secara genetik dengan coronavirus penyebab SARS sehingga virus ini juga digelari SARS-CoV-2. Masih banyak hal yang belum diketahui tentang coronavirus tipe baru ini, namun dengan menggabungkan hasil penelitian COVID-19 dan pengetahuan tentang SARS dan MERS dapat memberikan gambaran apa yang terjadi pada tubuh ketika terinfeksi oleh coronavirus.


3. Hati

Ketika coronavirus menyebar dari sistem pernapasan, hati seringkali merupakan organ hilir yang menderita. Cedera hati telah dilaporkan pada kasus SARS, MERS, dan COVID-19 dengan derajat umumnya ringan. Hati merupakan organ yang sangat banyak mengandung pembuluh darah sehingga coronavirus dapat dengan mudah masuk ke hati. 


Hati bekerja keras untuk memastikan tubuh dapat berfungsi dengan baik. Dalam tubuh normal, sel-sel hati secara bertahap mati dan melepaskan enzim ke dalam peredaran darah. Hati kemudian dengan cepat meregenerasi sel-sel baru dan melanjutkan fungsinya. Namun, ketika terdeteksi kadar enzim hati yang tinggi dan abnormal dalam darah, seperti yang ditemukan pada pasien yang menderita SARS dan MERS, hal ini bisa jadi menunjukkan terjadinya cedera bahkan kerusakan hati. Belum diketahui secara pasti apakah cedera hati pada infeksi coronavirus disebabkan oleh serangan virus ke sel hati atau badai sitokin. 


4. Ginjal

Enam persen pasien SARS dan seperempat pasien MERS mengalami cedera ginjal akut. Penelitian telah menunjukkan 2019-nCoV dapat menyebabkan hal yang sama. Hal ini tampaknya jarang terjadi, tetapi dapat berakibat fatal. Penelitian menunjukkan 91,7 persen pasien SARS dengan gangguan ginjal akut meninggal dunia. 


Ginjal berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap ginjal mengandung sekitar 800.000 unit penyaring mikroskopis yang disebut nefron. Nefron ini memiliki dua komponen utama, yaitu filter untuk membersihkan darah dan saluran (tubulus) yang mengembalikan zat yang masih bermanfaat ke tubuh atau mengirim zat limbah ke kandung kemih sebagai urin. 


Karena ginjal terus-menerus menyaring darah, terkadang tubulus ginjal dapat menjebak virus dan menyebabkan radang atau infeksi. Setelah wabah SARS, WHO melaporkan bahwa virus SARS ditemukan di tubulus ginjal. 


Cedera ginjal akut pada pasien SARS mungkin bisa disebabkan oleh beragam penyebab lain, termasuk penurunan tekanan darah, sepsis, obat-obatan, atau gangguan metabolisme. Pada kasus yang lebih parah yang menyebabkan gagal ginjal akut menunjukkan tanda terjadinya badai sitokin.


5. Kehamilan

Dokter di sebuah rumah sakit di Wuhan melaporkan bahwa dua bayi dinyatakan positif tertular 2019-nCoV, di mana satu bayi dinyatakan positif hanya 30 jam setelah kelahiran. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah ibu hamil dapat menginfeksi janinnya atau apakah penyakit ini dapat ditularkan selama proses kelahiran atau melalui ASI. 


Penularan dari ibu ke bayi tidak ditemukan pada SARS atau MERS meskipun banyak kasus yang melibatkan wanita hamil. Selain itu, ada cara lain untuk bayi yang baru lahir dapat tertular coronavirus, seperti dilahirkan di rumah sakit yang penuh pasien yang terinfeksi dalam situasi darurat. 


Sebuah penelitian melaporkan bahwa coronavirus tidak dapat ditularkan dari ibu ke anak. Dalam penelitian itu, para peneliti mengamati sembilan wanita di Wuhan yang menderita pneumonia COVID-19. Beberapa wanita mengalami komplikasi kehamilan, tetapi semua kasus menghasilkan kelahiran hidup tanpa bukti penularan infeksi. Walaupun penelitian ini tidak sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan penularan selama kehamilan, studi ini menekankan pentingnya berhati-hati dalam berspekulasi tentang penyakit ini. 

 

Silakan baca juga: 5 Dampak Ekstrapulmonal Infeksi Coronavirus Pada Tubuh Manusia (1)

Image: Ilustrasi (sumber: https://www.insider.com/how-accurate-are-home-pregnancy-tests)

Referensi: 

1. McKeever A. Here’s what coronavirus does to the body. Last updated: 2020 February 18 [cited 2020 February 20]. Available from: https://www.nationalgeographic.com/science/2020/02/here-is-what-coronavirus-does-to-the-body/

2. Holshue ML, DeBolt C, Lindquist S, Lofy KH, Wiesman J, Bruce H et al. First Case of 2019 Novel Coronavirus in the United States. N Engl J Med. 2020.

3. Guan W, Ni Z, Hu Y, Liang W, Ou C, He J. Clinical characteristics of 2019 novel coronavirus infection in China. Available from: https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2020.02.06.20020974v1. doi: https://doi.org/10.1101/2020.02.06.20020974.

4. Arabi YM, Arifi AA, Balkhy HH, Najm H, Aldawood AS, Ghabashi A et al. Clinical course and outcomes of critically ill patients with Middle East respiratory syndrome coronavirus infection.Intern Med. 2014;160(6):389-97. 

5. Chu KH, Tsang WK, Tang CS, Lam MF, Lai FM, To KF et al. Acute renal impairment in coronavirus-associated severe acute respiratory syndrome. Kidney Int. 2005;67(2):698-705.

6. WHO. SARS: how a global epidemic was stopped. 2006. Available from: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/207501/9290612134_eng.pdf?sequence=1&isAllowed=y

7. Reuters. Mothers may pass coronavirus to unborn children, say Chinese doctors: state TV. Last updated: 2020 February 5 [cited 2020 February 20]. Available from: https://www.reuters.com/article/us-china-health-infant-idUSKBN1ZZ1C3

8. Wong SF, Chow KM, Leung TN, Ng WF, Ng TK, Shek CC et al. Pregnancy and perinatal outcomes of women with severe acute respiratory syndrome. Am J Obstet Gynecol. 2004;191(1):292-7.

9. Alfaraj SH, Al-Tawfiq JA, Memish ZA. Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) infection during pregnancy: Report of two cases & review of the literature. J Microbiol Immunol Infect. 2019;52(3):501-3.

10. Chen H, Guo J, Wang C, Luo F, Yu X, Zhang W et al. Clinical characteristics and intrauterine vertical transmission potential of COVID-19 infection in nine pregnant women: a retrospective review of medical records. The Lancet. doi:10.1016/s0140-6736(20)30360-3

 

Share this article
Related Articles